|

Perbaiki Diri dengan Memperbaiki Shalat

Oleh: Khoirul Anaam

NIM:12008034

Mahasiswa Manajemen Dakwah FUAD IAIN Pontianak

 

Berbagai macam masalah yang ada dan selalu menyeliputi kehidupan manusia, mulai dari masalah yang ringan-ringan, hingga masalah yang sangat berat, sangat sulit bahkan tak jarang ada sebagian orang yang mengakhiri hidupnya karena merasa tidak mampu menyelesaikan masalah yang ia hadapi. Padahal Allah swt telah menjelaskan dalam firmannya Q.S al-Baqarah ayat yang ke 286 yang artinya “Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya”. Jelaslah ayat tersebut membantah dan menyelisihi orang-orang yang sangat dangkal pemikiriannya tentang bagaimana menghadapi masalah tdalam kehidupan di dunia ini.

Sementara disisi lain masalah dalam kehidupan ini sangat berkaitan dengan bagaimana diri seseorang untuk menghadapinya, dalam konteks ini keadaan diri seseorang sangat menjadi penentu dalam penyelesaianya problematika kehidupannya. Keadaan diri seseorang yang baik merupakan suatu modal yang sangat baik dalam menghadapi segala macam permasalahan. Sebaliknya keadaan diri yang kurang baik dan jauh dari nilai-nilai kebaikan akan menjauhkan diri dari kebenaran yang menyebabkan sulitnya seseorang untuk berfikir dengan baik.

Keadaan dunia luar yang sangat mempengaruhi diri untuk berbuat tidak baik merupakan tantangan tersendiri untuk memperbaiki diri dan tetap berusaha menjadi pribadi yang baik. Seperti media sosial pergaulan bebas, dan segala bentuk tantangan lain dari kehidupan di zaman sekarang ini. Belakangan ini, penulis menganggap segala permasalahan itu bergantung pada diri sendiri, bagaimana keadaan diri seseorang itulah yang akan menjadi penentu tindakan apa yang akan diambil seseorang dalam menyelesaikan permasalahannya. Maka dari itu menurut penulis kunci dari penyelesaian masalah adalah memperbaiki diri.

Allah SWT telah memberikan solusi atas semua permasalahan yang dihadapi oleh hambanya yaitu manusia, termasuk masalah memperbaiki diri. Dalam al-Quran Allah SWT menjelaskan segala permasalahan yang terjadi merupakan bersumber dari dua hal keburukan diri yakni fakhsya dan munkar. Al-Quran juga lansung memberikan solusi dalam menghindari masalah tersebut, seperti disebutkan dalam al-Quran surah al-Ankabut ayat 45 yang artinya “sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar”. Sehingga munculah beberapa pertanyaan penulis.

  1. Bagaimana kolerasi shalat dalam memperbaiki diri seseorang?
  2. Apa saja yang didapatkan ketika seseorang telah memperbaiki shalatnya?

Fakhsya (keji) merupakan segala keburukan yang bersumber dari nafsu syahwat seperti; pornografi, pornoaksi, LGBT, kata-kata jorok dan kasar. Sedangkan munkar (mungkar) merupakan segala keburukan yang bersumber dari nafsu akal dan perut seperti; mencuri, merampok, mabuk dan lain sebagainya. Sebagaimana Ustadz Adi Hidayat dalam kajiannya disebuah channel youtube yang berjudul “Perbaiki Dirimu, Mulai Dari Perbaiki Shalat” yang berisikan tentang pentingnya memperbaiki shalat dalam upaya memperbaiki diri seseorang.

Sholat yang dikerjakan seseorang dengan khusyuk dan benar, maka di dunia akan mendapatkan ketenangan dan kebahagian hidup yang sejati. ketenangan dan kebahagian hidup yang disebabkan oleh kekhusyu’an dan kebenaran dalam mengerjakan sholat itulah yang membuat seseorang dijauhkan dari perbuatan keji dan mungkar, yang kedua perbuatan tersebut merupakan sumber dari segala permasalahan yang akan terjadi.

Dalam ceramah yang sama tersebut Ustadz Adi Hidayat juga menyebutkan bahwa orang yang mengerjakan shalat dengan khusyu’ dan benar akan mendapatkan lima kebahagiaan, yang tidak akan didapatkan oleh orang yang mengerjakan shalat tidak dengan Khusyu’ dan benar dan tidak mengerjakan shalat sama sekali. Lima kebahagiaan tersebut adalah:

  1. Orang Yang Shalatnya Benar Allah SWT Akan Perbaiki Perilaku Hidupnya Menjadi Perilaku Yang Lebih Baik.

Orang yang shalatnya benar sebelum mendapatkan kebahagiaan yang hakiki Allah SWT akan memperbaiki perilaku hidupnya menjadi perilaku yang lebih baik, karena sholat yang benar tersebut akan membantu seseorang untuk merubah perilakunya menjadi lebih baik dengan cara menjauhkan pelaku shalat tersebut dari perbuatan keji dan mungkar (Q.S 45: 45).

 

  1. Orang Yang Shalatnya Benar Allah SWT Akan Berikan Ketenangan Dalam Jiwanya.

Orang-orang yang benar dalam shalatnya Allah SWT akan berikan ketenangan dalam jiwa seseorang tersebut dalam menghadapi kehidupannya. Sehingga dalam kehidupannya jika mengahadapi masalah yang kecil ataupun besar maka akan dengan tenang menghadapinya. Sebagaimana dalam al-Quran surah ar-Ra’d ayat ke 28 disebutkan yang artinya “ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang”. Shalat dalam ayat tersebut disebutkan dengan kata “dzikr” karena diantara amalan turunan dari dzikir adalah shalat, sehingga termasuk bagian dari Dzikir. Sebagaimana firman Allah SWT dalam al-Quran surah Taha ayat 14 yang artinya “sungguh, Aku ini adalah Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dengan melaksanakan shalat untuk mengingat aku”.

 

  1. Orang Yang Shalatnya Benar Akan Allah SWT Jamin Langsung Kemudahan Urusan Hidupnya Dan Termasuk Urusan Rizkinya.

Jika orang shalatnya sudah benar maka Allah SWT akan mudahkan segala urusannya dan masalah rizkinya bahkan dari arah yang tidak ia duga-duga. Dalam al-Quran surah at-Thalaq di akhir ayat 2 dan di awal 3 yang artinya “barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya dia akan membukakan jalan keluar baginya. Dan dia akan memberikan rizki dari arah yang tidak ia duga-duga”. Karena Allah SWT adalah sang pemilik rizki maka siapa saja yang menginginkan rizki beserta kebaikannya maka mendekatkan diri kepada Allah adalah jalan yang terbaik.

 

  1. Orang Yang Benar Dalam Shalatnya Maka Allah SWT Akan Kabulkan Doanya Bahkan Ketikta Ia Belum Menyelesaikan Shalatnya.

Seperti pada kisah Nabi Zakaria dalam al-Quran surah Ali Imran ayat 38, 39, 40, 41 dan 45 yang artinya Di sanalah Zakaria berdoa kepada Tuhannya. Dia berkata, “Ya Tuhanku, berilah aku keturunan yang baik dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.”Kemudian para malaikat memanggilnya, ketika dia berdiri melaksanakan salat di mihrab, “Allah menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran) Yahya, yang membenarkan sebuah kalimat (firman) dari Allah, teladan, berkemampuan menahan diri (dari hawa nafsu), dan seorang nabi di antara orang-orang saleh”. Dia (Zakaria) berkata, “Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak, sedang aku sudah sangat tua dan istriku pun mandul?” Dia (Allah) berfirman, “Demikianlah, Allah berbuat apa yang Dia kehendaki. “Dia (Zakaria) berkata, “Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda.” Allah berfirman, “Tanda bagimu adalah bahwa engkau tidak berbicara dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah (nama) Tuhanmu banyak-banyak, dan bertasbihlah (memuji-Nya) pada waktu petang dan pagi hari.” Dan di ayat 45 yang artinya (Ingatlah), ketika para malaikat berkata, “Wahai Maryam! Sesungguhnya Allah menyampaikan kabar gembira kepadamu tentang sebuah kalimat (firman) dari-Nya (yaitu seorang putra), namanya Al-Masih ‘Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat, dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah). Dari ayat tersebut Allah telah membuktikan bahwa orang yang benar dalam shalatnya maka akan dikabulkan doanya bahkan sebelum ia menyelesaikan shalatnya.

 

  1. Orang Yang Shalatnya Benar Maka Allah SWT Akan Jamin Langsung Kebahagiaan Dan Kesuksesan disemua Aktifitasnya.

Kesuksesan yang menghadirkan kebahagiaan yang konteksnya dunia maka hal tersebut dinamakan dengan “falah” sebagaimana Q.S al-Mu’minun ayat 1-2 yang artinya “sungguh beruntung orang-orang yang beriman. Yaitu orang yang khusyu’ dalam shalatnya”. Dalam ayat tersebut pelaku dari “falaah” tersebut dinamakan dengab “aflah”. “Aflah” pada ayat tersebut diartikan sebagai orang-orang yang beruntung. Adapun amalan yang dimaksudkan untuk menjadi orang-orang yang beruntung pada ayat tersebut yaitu pada ayat yang selanjutnya orang-orang yang khusyu’ dalam menunaikan shalatnya.

Sehingga jelaslah bahwa pesoalan-persoalan yang dihadapi manusia merupakan persoalan yang pada penyelesaiannya kembali pada diri pribadi manusia sendiri. Oleh sebab itu kunci dari selesainya masalah adalah memperbaiki diri dengan cara memulainya dengan memperbaiki shalatnya. Karena dengan benarnya shalat seseorang maka Allah SWT akan jauhkan pelaku shalat tersebut dari segala sumber keburukan dan kejahatan yaitu “fakhsya” segala keburukan yang bersumber dari nafsu syahwat dan “munkar” segala keburukan yang bersumber dari keburukan nafsu akal. Orang-orang yang telah benar dalam shalatnya Allah SWT akan jamin seluruh kemudahan, kebahagiaan, kesuksesannya di dunia yang akan mengantarkan pada kesuksesannya di akhirat.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *