| |

INDAHNYA TOLERANSI : Mahasiswa IAIN Pontianak Membersamai Masyarakat dalam Menggelar Tahlilan di Kampung Gawang Ulu, Simunjan, Sarawak Malaysia

Sarawak-fuad.iainptk.ac.id, Mahasiswa FUAD IAIN Pontianak yang sedang melakukan PKM Kolaboratif bertempat di kampung Gawang Ulu, Simunjan. Fitri Andini Mahasiswa Psikologi Islam bersama rekan tim nya Multazam Mahasiswa Studi Agama-Agama, dan Edy Wahyudi Mahasiswa Manajemen Dakwah membersamai salah satu warga setempat yang sedang berduka dan menggelar tahlilan dirumahnya. Masyarakat lain yang berada di sekitar lokasi Gawang Ulu ini juga turut serta membantu dalam proses tersebut.

Hari ini merupakan tahlilan yang digelar pada hari ketujuh, seluruh masyarakat berbondong-bondong untuk turut serta membantu dalam proses tahlilan tersebut tanpa terkecuali termasuk warga yang non-muslim sekalipun. Toleransi yang dimiliki oleh warga Gawang Ulu ini tersebut kemudian sangat menarik perhatian karena tahlilan yang digelar ini tidak hanya masyarakat muslim saja yang turut hadir namun masyarakat non-muslim juga turut hadir dan membantu memasak dan sebagainya.

Pada tanggal 22 Januari 2024, para mahasiswa turut serta membantu dalam proses mempersiapkan olahan makanan untuk keesokan harinya. Mulai dari mengambil kelapa, mencabut ubi, hingga mempersiapkan olahan makanan lainnya. Masyarakat memulai masak dari pagi hari hingga petang, masyarakat berbondong-bondong membantu dan makan bersama setelahnya. Pada keesokan harinya, masyarakat Kembali hadir dan membantu dalam proses memasak, ada banyak sekali menu hidangan yang disajikan mulai dari lemang, kari ayam, tumis sayur, bihun goreng, hingga kue ubi.

Setelah proses memasak ini selesai, makanan pun disajikan. Proses tahlilan disini digelar pada pagi hari tepatnya pukul 9 pagi. Setelah selesai berdoa kemudian dilanjutkan dengan prosesi adat setempat dimana akan ada dua orang yang berkeliling dan mengikatkan tali hitam pada tangan seluruh masyarakat yang hadir, kemudian tali hitam itu akan digunting dengan maksud bahwa keluarga yang ditinggalkan sudah melepaskan kepergian orang yang meninggal tersebut. Kemudian setelah mengguntingkan benang hitam di tangan, orang yang mengguntingkan akan menerima uang seikhlasnya dari masyarakat. Setelah prosesi tersebut selesai maka seluruh masyarakat yang hadir pun menikmati hidangan yang telah disiapkan sebelumnya.

Penulis : Fitri Andini
Editor : Imansyah

Similar Posts