MTQ Nasional ke-30 di Kaltim: Alumni IAIN Pontianak Wakili Kalbar dalam Lomba KTI Al-Qur’an
Pontianak (fuad.iainptk.ac.id) – Salah satu cabang yang dilombakan dalam Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional ke-30 yang digelar di Kalimantan Timur adalah Karya Tulis Ilmiah Al-Qur’an (KTIQ). Dalam ajang bergengsi ini, Kalimantan Barat mengirimkan perwakilan terbaiknya untuk berkompetisi di cabang KTIQ. Perwakilan tersebut adalah Ferry Firmansyah dan Weny Ridhayana, yang merupakan mahasiswa dan alumni dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak. Keduanya berasal dari Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD), dengan jurusan Manajemen Dakwah serta Bimbingan Konseling Islam.
Partisipasi Ferry Firmansyah dan Weny Ridhayana dalam MTQ Nasional ini tentu menjadi kebanggaan tersendiri, baik bagi IAIN Pontianak maupun masyarakat Kalbar. Keikutsertaan mereka tidak hanya menunjukkan kapasitas akademik yang mumpuni, tetapi juga bukti kontribusi generasi muda dalam mengembangkan kajian keilmuan Al-Qur’an melalui tulisan ilmiah. Semoga keduanya mampu meraih prestasi yang membanggakan di tingkat nasional.
“Ini merupakan kebanggaan bagi kita semua, terutama bagi kampus IAIN Pontianak. Semoga Ferry dan Weny bisa memberikan yang terbaik dan meraih hasil yang menggembirakan di MTQ Nasional tahun ini,” ujar salah satu dosen pembimbing dari IAIN Pontianak.
Tidak hanya mahasiswa, pihak IAIN Pontianak juga turut berperan aktif dalam mendukung jalannya kompetisi ini. Sebanyak tiga dosen FUAD IAIN Pontianak turut terlibat sebagai pelatih dan pendamping bagi para peserta dari Kalimantan Barat. Mereka adalah Prof. Dr. Ibrahim, MA., Dr. H. Harjani Hefni, MA., dan Hepni Putra, M.Ag., yang dikenal memiliki dedikasi tinggi dalam mengembangkan potensi mahasiswa di bidang keilmuan dan agama.
MTQ Nasional ke-30 ini sendiri berlangsung sejak tanggal 6 hingga 16 September 2024 di Samarinda, Kalimantan Timur. Beragam cabang perlombaan digelar selama 10 hari, mulai dari tilawah, tahfiz, hingga karya tulis ilmiah seperti KTIQ. Ajang ini tidak hanya menjadi wadah untuk menggali potensi dalam memahami dan mengamalkan Al-Qur’an, tetapi juga menjadi sarana untuk mempererat persaudaraan antar daerah.
Penulis: Asip