| | | |

Mahasiswa KPI IAIN Pontianak Diskusikan Masa Depan Jurnalis di Era AI: Peluang dan Tantangan

Pontianak, (fuad.iainptk.ac.id) Kota Pontianak menjadi saksi dari sebuah diskusi penting yang disampaikan oleh Lukman Hakim, Dosen Kajian Media dan Jurnalisme IAIN Kediri, di Gedung Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) IAIN Pontianak. Acara yang dihadiri oleh mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) tersebut mengangkat tema “Menakar Masa Depan Jurnalis di Era Artificial Intelligence: Antara Peluang dan Tantangan.”

Lukman Hakim, yang juga seorang jurnalis berpengalaman, Pemimpin Redaksi Majalah Santri Berprestasi, serta Redaktur Lintasjatim.com, memaparkan pemikirannya tentang bagaimana AI (Artificial Intelligence) saat ini tidak bisa dihindari dan telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, termasuk dalam dunia jurnalistik. “Ketika kita bicara tentang AI, hal itu merupakan sebuah keniscayaan yang pasti terjadi,” ujarnya. Ia menambahkan, “Seberapa sering kita menggunakan AI? Apakah hal ini membawa dampak positif atau negatif untuk kehidupan kita? Apakah teknologi ini membuat kita semakin cerdas atau justru semakin malas?”

Lukman Hakim yang lahir di Pontianak dan kini mengajar di IAIN Kediri, membagikan kisah awal ketertarikannya pada dunia jurnalistik saat kuliah di Surabaya. Ia memilih jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) dengan konsentrasi jurnalistik karena kegemarannya membaca dan menulis berita. Menurutnya, jurnalistik bukan hanya tentang menyampaikan berita, tapi juga bagaimana memahami, menafsirkan, dan menyampaikan informasi yang akurat dan bermanfaat bagi publik.

Dalam pemaparannya, Lukman Hakim menjelaskan bagaimana AI sudah mulai berperan dalam alur kerja redaksi media. Dalam tahap perencanaan, AI dapat digunakan untuk riset dan penyusunan Term of Reference (TOR). Di tahap reportase, AI membantu riset lanjutan, menyusun kerangka berita, dan self-editing. Pada tahap editing, AI dapat digunakan untuk mengoreksi kesalahan ejaan dan tata bahasa. Namun, meski AI memiliki kemampuan untuk mempercepat proses kerja, Lukman Hakim menekankan bahwa verifikasi oleh manusia tetap sangat diperlukan.

Menurutnya, teknologi AI dapat menjadi alat bantu yang efisien, namun tidak boleh sepenuhnya menggantikan peran jurnalis. “AI dapat membantu dalam setiap tahapan proses jurnalistik, tetapi tugas penting seorang jurnalis adalah memastikan akurasi dan relevansi informasi yang disampaikan,” tegasnya. Dengan demikian, penggunaan AI di dunia jurnalistik harus diimbangi dengan tanggung jawab dan keterampilan yang tetap dimiliki oleh jurnalis manusia.

Acara ini membuka wawasan para mahasiswa KPI mengenai bagaimana teknologi AI dapat berkontribusi dalam dunia jurnalistik, baik sebagai peluang maupun tantangan.

Penulis: Muhammad Iqram

 

Similar Posts