Dr Ismail Ruslan Ajak Generasi Muda Waspadai Ideologi Radikal
PONTIANAK – fuad.iainptk.ac.id, Dalam acara Dialog publik dengan tema : “Membina kebhinekaan untuk menunjang pembangunan menuju indonesia unggul” yang dilaksanakan di Aula Kantor Wilayah Kementrian Agama Kalimantan Barat. Mengundang Pemateri , Dr. Ismail Ruslam, M.Si Selaku Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kalimantan Barat. Sabtu, 26/10.
Dalam dialog tersebut, Bapak Ismail menjawab pertanyaan dari moderator yang berbunyi “apa Tips untuk menjaga kebhinekaan dalam berbangsa dan bernegara, ia menjawab dengan sebuah narasi tentang keadaan Indonesia saat ini. Beliau mengatakan bahwa Situasi indonesia saat ini benar-benar mesti di perhatikan.
Dalam dialog tersebut, Ia menjawab pertanyaan dari moderator yang berbunyi “apa Tips untuk menjaga kebhinekaan dalam berbangsa dan bernegara, ia menjawab dengan sebuah narasi tentang keadaan Indonesia saat ini. Beliau mengatakan bahwa Situasi indonesia saat ini benar-benar mesti di perhatikan.
”Oleh sebab itu, Pendiri Indonesia mewariskan kepada penerusnya 2 hal yang pertama adalah Menjaga NKRI, dan yang kedua adalah Menjaga Pancasila. Kita semua ini adalah penikmat kemerdekaan” ungkapnya. Penting bagi kita untuk tahu mengenai 2 hal yang di wariskan seperti yg di sebutkan di atas.” Tegasnya
“Mampukah kita bertahan untuk indonesia berusia 1 abad ?. Yang Dalam perjalanannya selalu menemui ancaman dan situasi genting yang dapat mencemari kebhinekaan NKRI ini” imbuhny.
Menurut penjelasannya tentu saja mampu, bahkan bisa berabad-abad. Maka, Jalan yang mesti di tuju untuk memajukan bangsa Indonesia adalah berkomitmen untuk Pancasila dan NKRI. Dan Komitmen kita adalah mempertahankan dua warisan tersebut.
“Sebagai contoh Uni Soviet. Sekarang tidak ada lagi padahal dulunya negara besar. Afganistan negara agama Islam. Tapi banyak konflik yang selama 19 tahun. Negara-negara timur lainnya.. juga sama. Banyak sekali konflik sehingga hampir dalam keadaan kegagalan dalam menegakkan negara”paparnya.
Ia juga menjelaskan mengapa Indonesia tetap kokoh sampai 74 tahun ialah terjaganya 2 warisan. Dan selalu memperhatikan 2 hal yaitu Titik temu (kalimatun sawa’) dan Perjanjian yang kokoh (Mitsaqan Ghalizo)
“Keragaman itu tidak bisa di nafikan. Karena kita berkontribusi dalam menjaga NKRI. Idiologilah yang membuat persamaan dan titik temu yaitu Pancasila. Hanya pancasila yg mempeesatukan bngsa Indonesia, Ideologi komunis dibubarkan tahun 1966, karena tidak cocok untuk Republik ini. Khilafah juga ideologi yang ditolak. Karena tidak bisa memayungi keragaman dan kebhinekaan di Indonesia” Tuturnya.
Kesalahan orang-orang adalah mensejajarkan antara agama dan Pancasila. Padahal itu sebuah kesalahan . Karena agama dan pancasila itu tidak sama, menyetarakannya itu keliru sekali. Kesepakatan yg kokoh yang mempersatukan Indonesia. Seperti pada sidang BPUPKI yang dihadiri 9 tokoh penting. Apakah negara ini sistem agama atau sistem sekuler. yang membuat perdebatan pada tahun 45
“Jika sekarang ada yang mau mendirikan negara ini adalah negara agama. Berarti dia yg tidak tahu sejarah negara ini. Jika mau sejak dulu Indonesia bisa menjadi negara agama, akan tetapi para perumus dahulu bnyak pertimbangan yang berujung pada persatuan dan kesatuan. Bagi kalangan pemuda hati-hati dalam beridiologi, jangan sampai menjadi perusak keutuhan NKRI. Jangan sampai terjerumus kepada pemikiran radikal” Tutupnya.
Penulis: Anang Bustami
Editor: Didi Darmadi