Perkuat Kompetensi Mahasiswa, Prodi SAA Gelar Praktikum Bahasa dan PPL 2019
JAKARTA – fuad.iainptk.ac.id, Dalam rangka memperkuat kompetensi mahasiswa, Program Studi Agama-agama Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah IAIN Pontianak gelar pembukaan Praktikum Bahasa dan Pembekalan PPL bagi mahasiswa Studi Agama-Agama dari semester 5 dan 7, Rabu 25/9 bertempat di Gedung FUAD Towec IAIN Pontianak.
Program praktikum bahasa diberikan oleh Prodi SAA untuk mahasiswa aktif semester 5, sedangkan program PPL diberikan untuk mahasiswa aktif semester 7.
Agenda yang diselenggarakan pada pukul 13.00 WIB ini dihadiri oleh Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah, Dr. Ismail Ruslan, Ketua Prodi SAA, Ridwan Rosdiawan, serta Sekretaris Prodi SAA, Wardah, M. Pd. Tak lupa, turut hadir beberapa lembaga yang bekerja sama dengan Prodi SAA dalam menyukseskan agenda PPL mahasiswa semester 7.
Menurut Dr. Ismail Ruslan, praktikum bahasa merupakan hal penting untuk dipelajari oleh mahasiswa selain mata kuliah.
“Sebagai mahasiswa SAA, pasti akan bertemu dengan banyak orang yang berbeda bahasa dan budaya. Dengan memahami bahasa mereka, maka proses komunikasi akan menjadi lebih mudah dan mampu merekatkan rasa. Selain itu, alangkah lebih baik apabila kita mempelajari sebuah ilmu langsung dari sumber aslinya, yang kebanyakan berbahasa asing. Maka dari itu, penting bagi mahasiswa SAA semester 5 untuk mengikuti praktikum bahasa yang kini berfokus pada bahasa Inggris.” ujarnya.
Ketua Prodi SAA, Ridwan Rosdiawan, mengkreasikan PPL mahasiswa SAA semester 7 kali ini melalui kerja sama dengan Sinau Institute. Agenda PPL yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini adalah sosialisasi ke Sekolah Menengah Atas yang tersebar di Kota Pontianak dalam rangka menumbuhkan kesadaran akan pentingnya hidup harmonis.
“Kalimantan Barat terkenal dengan banyaknya etnis, bahasa, budaya, dan agama. Hampir setiap hari, masyarakat bersinggungan dengan orang yang berbeda kepercayaan maupun suku. Hal ini akan menjadi rawan apabila tidak mampu mengontrol perilaku, karena dapat memicu perpecahan. Maka dari itu, sosialisasi yang dilakukan sebagai bagian dari PPL bagi mahasiswa SAA semester 7 ini sangat penting dilaksanakan, agar para siswa SMA yang sudah mulai dewasa memiliki bekal untuk bertindak di masyarakat yang heterogen seperti Kalimantan Barat” ungkapnya.
Ketua Sinau Institute, Muhammad Hotip, menambahkan bahwa output dari sosialisasi ke SMA ini diharapkan mampu menghapus stigma dalam masyarakat mengenai perbedaan yang mampu memicu konflik. Terlebih jika masyarakat mudah terprovokasi, maka dampaknya akan sangat mengerikan. Di sinilah peran mahasiswa Studi Agama-Agama diperlukan untuk menjaga keharmonisan Kalimantan Barat, saat ini dan seterusnya.
Penulis:Aida Harfitta Nurulinda
Editor: Didi Darmadi