| | | |

Mahasisiwa PPL IAT FUAD IAIN Pontianak Mengikuti Kegiatan Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) dengan materi Dinamika Terjemah Al- Quran KEMENAG (Metodologi dan Praktik) Al-Qur’an Braille

Jakarta,(fuad.iainptk.ac.id) –  Mahasiswa Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) IAIN Pontianak mengikuti kegitan Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) dengan materi Dinamika Terjemah Al- Quran KEMENAG (Metodologi dan Praktik) Al-Qur’an Braille dan terjemahannya kepada para peserta PPL. Selain mahasiswa IAIN Pontianak kegitan ini juga di ikuti Mahasiswa STAI Al-Anwar Sarang Rembang dan Mahasiswa UIN Gusdur Pekalongan. Acara ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam kepada mahasiswa mengenai Al-Qur’an Braille dan Al-Qur’an terjemahan sehingga mereka siap untuk berbagi ilmu saat kembali ke daerah masing-masing.

Pak Mukhlis M Hanafi selaku mantan Kepala LPMQ, membuka acara dengan menekankan pentingnya inklusivitas dalam pendidikan Al-Qur’an. “Kita harus memastikan bahwa semua orang, termasuk penyandang disabilitas netra, memiliki akses yang sama untuk belajar dan memahami Al-Qur’an,” ujar Pak Mukhlis.

Selanjutnya Bapak Dr. Ahmad Jaeni M.A, sebagai anggota tim penyusun Mushaf Al-Qur’an Braille memberikan presentasi mengenai sejarah dan perkembangan Al-Qur’an Braille. Beliau menjelaskan berbagai jenis Mushaf yang telah dikembangkan, termasuk Mushaf Standar Indonesia dan Mushaf Isyarat. “Mushaf Braille yang kita terbitkan ini adalah satu-satunya Mushaf yang diterbitkan lengkap di dunia,” jelas Bapak Ahmad.

Dalam penjelasannya, Bapak Ahmad juga membahas tentang tantangan yang dihadapi dalam mengajarkan Al-Qur’an Braille. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya tenaga pengajar yang kompeten dalam Braille Al-Qur’an. “Banyak mushaf yang dicetak, namun sayangnya belum banyak yang bisa mengajarkannya. Ini adalah tantangan besar yang harus kita atasi bersama,” ujarnya.

Selain itu juga ada materi yang disampaikan oleh Ibu Dr. Reflita. M.A terkait sejarah Qur’an terjemah KEMENAG, dimana dalam penyampaiannya beliau menjelaskan mengenai perjalanan terjemahan indonesia yang mengalami empat kali penyempurnaan.

Acara ini diikuti oleh sekitar 205 mahasiswa dari tiga kampus yang berbeda ini menandakan komitmen yang kuat untuk memahami dan menyebarkan ilmu tentang Al-Qur’an Braille dan sejarah terjamahan Al-Qur’an KEMENAG ke daerah masing-masing. Para mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama PPL dan membantu penyandang disabilitas netra dalam memahami Al-Qur’an.

Selain itu, acara ini juga mendapat dukungan dari Wakil Menteri Agama Arab Saudi, yang telah menjalin kerjasama dengan LPMQ untuk penerbitan Mushaf Isyarat. Diharapkan dengan adanya dukungan ini, Mushaf Braille dapat segera diterbitkan dan didistribusikan secara luas.

Dengan pemberian materi ini, diharapkan para mahasiswa akan siap untuk berbagi ilmu dan membantu meningkatkan aksesibilitas Al-Qur’an bagi penyandang disabilitas tunanetra di seluruh Indonesia.

Penulis : Siti Zahraini, Atikah Nazwa, Ashari rapsanjani

editor : Asip

Similar Posts