Memperdalam Kajian Ilmu Mushaf Al-Qur’an, Mahasiswa Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Didorong Kuasai Ilmu Rasm dan Dhabt untuk Menjawab Tantangan Zaman
Jakarta, (fuad.iainptk.ac.id). Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) yang diikuti oleh Mahasiswa Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir dari IAIN Pontianak di Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) kali ini, yaitu membahas materi tentang Ilmu Rasm dan Dhabt dalam Mushaf Al-Qur’an. Ilmu Rasm dan Dhabt ini sering disampaikan dipertemuan-pertemuan sebelumnya dan kembali dikaji pada pertemuan ini. Penyampaian materi ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman kepada para mahasiswa mengenai perbedaan Ilmu Rasm dan Ilmu Dhabt sehingga mereka dapat mengidentifikasi bacaan qiraat yang benar. Selain mahasiswa PPL IAIN Pontianak kegiatan kali ini juga diikuti oleh mahasiswa PPL dari UIN Gus Dur Pekalongan.
Dalam penyampaiannya Dr. Zainal Madzkur, MA., selaku pemateri, menjelaskan bahwa peta kajian terbagi menjadi tiga bagian: Pertama, Kawasan Masyariqah; Kedua, Magharibah; dan Ketiga, Kawasan Asia-Anatolia. Adapun perbedaan dari ketiganya terletak pada penggunaan tanda baca (dhabt), namun ketiganya baik Masyariqah, Magharibah, dan Asia-Anatolia rata-rata merujuk pada standar yang sama. Dr. Zainal Madzkur juga mengenalkan kepada mahasiswa tentang aplikasi Mushaf Al-Ummah yaitu aplikasi mushaf Al-Qur’an yang ada di khazanah islam masa kini baik Masyariqah, Magharibah, dan Asia-Anatolia, termuat dalam aplikasi ini. Kemudian beliau juga menyampaikan tentang komponen penulisan mushaf, persyaratan rukun qira’at, serta sejarah rasm dan dhabt.
Menurut Dr. Zainal Madzkur, ilmu Rasm dan Dhabt perlu sekali untuk dikaji oleh Mahasiswa jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir karena menyangkut tentang jism al-harfi (batang huruf) dan tanda baca dalam Al-Qur’an, sehingga ilmu ini erat kaitannya dengan Ilmu qira’at. Untuk itu pendalaman pemahaman oleh mahasiswa Prodi IAT terhadap ilmu Rasm dan Dhabt adalah sebuah keharusan guna mencegah terjadinya tuduhan yang tidak mendasar dari orientalis tentang qira’at. Mereka meragukan keotentikan Al-Qur’an karena terjadi perbedaan cara baca, oleh karena itu menurut beliau disinilah peran mahasiswa IAT untuk menjawab segala tuduhan-tuduhan yang dilemparkan oleh para orientalis tersebut.
Beliau menekankan, kegiatan PPL ini tidak hanya menjadi sarana pembelajaran teoritis, tetapi mahasiswa Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir harus mengaplikasikan Ilmu Rasm dan Dhabt. Dalam pengertian jika ada individu atau kelompok di luar sana yang punya tuduhan pada Al-Qur’an, maka yang punya legalitas untuk menjawab tuduhan ini selain ‘ulama adalah mahasiswa Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. Ini menjadi kunci penting dalam menjaga marwah Al-Qur’an. Melalui kegiatan ini, diharapkan para mahasiswa dapat berkontribusi secara aktif dalam menjaga kesucian dan keilmuan Al-Qur’an di tengah perkembangan zaman.
Penulis : Muhammad Naseh