Komunitas Sahabat Kapuas: Saling Merangkul dalam Perbedaan
Satu komunitas yang cukup menarik perhatian saya, yang dikenal dengan sebutan “komunitasahabat kapuas”. Komunitas lintas agama, suku, ras dan budaya ini telah terbentuk sejak tahun 2005 di Kota Jakarta.
Ia mengajak teman-teman juga sahabat-sahabat SMA dan kuliah-nya untuk mengadakan kegiatan Bakti Sosial. Kegiatan bakti sosial itu berupa kegiatan belajar untuk anak-anak dan peminjaman buku bacaan secara gratis. Orang-orang atau pemuda-pemuda ini pun juga mengajak para sahabatnya yang lain untuk turut ikut berkontribusi dan berpartisipasi.
Pemuda-pemuda yang berkontribusi pun terntunya dari kalangan pemuda-pemuda yang berbeda latar belakang agama, suku dan budaya. Itulah sebabnya mengapa komunitas ini dinamakan “Komunitasahabat” karena terbentuk dari pemuda-pemuda dan para sahabat yang mempunyai latar belakang agama, suku, budaya, etnis yang berbeda, tetapi mempunyai satu keinginan dan tujuan yang sama untuk berkontribusi dan bergerak saling berbagi dengan sesama yang membutuhkan terutama anak-anak dan para lansia.
Selain kegiatan belajar untuk anak-anak, Komunitasahabat juga tidak luput untuk memberi perhatian kepada lansia dan melakukan kunjungan, juga pemberian sumbangan ke panti jompo.
Di tahun 2012, Komunitasahabat mengawali pelayanan di Kalimantan Barat dengan melakukan penggalangan dana disertai Home Visit untuk membantu biaya rumah sakit seorang anak kurang mampu yang mengalami kecelakaan, dari sinilah terbentuk “Komunita sahabat Kapuas”.
Struktur Organizer Komunitasahabat Kapuas mulai terbentuk di tahun 2013. Pada saat ini, Kapuas memiliki berbagai program seperti Edutrip, Emergency Response, dan Garasi Sahabat Kapuas (Gabus). Gabus juga merupakan forum pendampingan anak yang memberikan pendampingan, pembentukan Forum Anak Daerah dan penguatan kapasitas pengurus Forum Anak Daerah seperti pelatihan kepemimpinan dan pembuatan program tahunan. Dari Gabus ini, terciptalah ciri khas dan kunci program pendidikan Komunitasahabat yakni pendidikan anak yang mengutamakan pengembangan nilai, karakter, dan kecakapan hidup.
Ari Chairi, korwil Komunitasahabat bercerita awal mula ia bisa bergabung di Komunitasahabat, waktu kelas 1 SMA. Dia memiliki banyak agenda.
“Saya berkeinginan membuka les gratis untuk anak-anak sekitar rumah saya. Namun karena pada saat itu abang saya sedang sakit, maka tidak memungkinkan untuk membuka les di rumah. Lalu, setahun setelahnya saat saya kelas 2 SMA, ada salah satu senior saya yang saya kenal baik yang tergabung di organisasi forum anak, mengajak saya untuk bergabung di Komunitasahabat. Karena salah satu kegiatan di dalamnya adalah mengajar anak-anak, maka saya setuju dan tertarik buat gabung,” katanya.
Kegiatan yang ada di komunitasahabat ini berkaitan dengan sosial dan edukasi. “Kita bergerak membantu seperti korban bencana dan mengajar anak-anak binaan yang kami namai Gabus (Garasi sahabat kapuas).”, tutur Ari.
Selain itu Kontribusi Komunitasahabat dalam toleransi keberagaman adalah dengan menanamkan nilai nilai Pancasila, saling menghargai, tidak membeda-bedakan, dan saling tolong tanpa melihat SARA.
Menurut Ari, salah satu bentuk kecil kerjasama dalam toleransi keberagaman agama yang pernah dilakukan di Komunitasahabat adalah berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-msing, jika memang ada lebih dari 1 agama berkumpul bersama. Jika hanya 1 agama saja, maka kami berdoa bersama dengan agama tersebut”.
Toleransi pertemanan di komunitasahat adalah mengedepankan nilai kemanusiaan. Jadi pemuda-pemuda yang ada di Komunitasahabat ini berbeda-beda agama, suku, dan budaya, tapi tujuan kami tetap satu yaitu membantu sesama manusia.
Bagi Ari ada ungkapan untuk menjabarkan keragaman di Indonesia itu, “Indonesia adalah anugerah, kita memiliki berbagai keberagaman, dan kita jangan mau diadu domba. Lihatlah sudah berapa banyak negara di dunia yang hancur karena tidak dapat menjaga keberagaman. Semoga anak muda kedepannya dapat menjaga satu kesatuan negara ini”.
Peran Komunitasahabat sendiri, saling menghargai dan saling berbagi kasih tanpa membeda-bedakan, karena kita semua sama-sama manusia. Komunitasahabat ingin menjadi sahabat yang ADA dan NYATA bagi seluruh anggota komunitas dan mereka yang membutuhkan. Melalui aksi NYATA, Komunitasahabat mau berbagi kasih pada sesama yang membutuhkan terutama anak-anak dan lansia. “We do sharing with caring”. Semua kegiatan Komunitasahabat berbasis sukarela dan dilakukan sebagai ungkapan syukur dan kepedulian.
Menurut Ari hal yang berkesan dan sangat menggambarkan Komunitasahabat ini adalah Persahabatan. Karena sahabat itu ada dan nyata. Slogan yang selalu tertanam, “Jangan tunggu tua dan kaya untuk berbagi”.
“Saya harap komunitasahabat tetap bisa menjadi komunitas yang dapat menjadi wadah untuk anak-anak muda yang ingin berbakti kepada negara. Apalagi di masa pandemi saat ini, kami sangat kesulitan untuk mengajar ke adik-adik,” kata Ari.
Oleh: Walidya Hisani