Dr. Patmawati, S.Ag, M.Ag “Tantangan dan Strategi Membangkitkan Minat Mahasiswa dalam Belajar Sejarah”
Pontianak, (fuad.iainptk.ac.id) – Dalam wawancara bersama Dr. Patmawati, S.Ag, M.Ag, seorang dosen sejarah peradaban Islam di Fakultas Ushuludin Adab dan Dakwah IAIN Pontianak, beliau memberikan pandangan mendalam mengenai tantangan dalam mengajar mahasiswa, khususnya di era digital yang semakin berkembang pesat. Dr. Patmawati menyoroti bagaimana penggunaan teknologi dan internet dapat menjadi pisau bermata dua dalam proses pembelajaran sejarah.
“Teknologi memang membantu, tetapi kita tidak boleh bergantung sepenuhnya pada perangkat elektronik. Mahasiswa harus diajak untuk lebih mengembangkan potensi diri mereka secara maksimal,” ungkap Dr. Patmawati. Menurutnya, pengurangan ketergantungan pada perangkat elektronik akan membuka ruang bagi mahasiswa untuk berpikir lebih kritis dan mandiri.
Beliau juga menekankan pentingnya metode pengajaran yang efektif, seperti meminta mahasiswa membuat resume dan kerangka pikir mereka sendiri. Ini, menurutnya, akan membantu mahasiswa untuk lebih memahami materi yang dipelajari serta mengasah kemampuan berpikir kritis mereka. “Mengajar itu tidak hanya soal menyampaikan materi, tetapi juga harus memperlihatkan contoh, setidaknya melalui pendekatan ‘ibda’ binafsi’ atau ‘mulai dari diri sendiri’,” ujarnya.
Dr. Patmawati menambahkan bahwa salah satu kunci penting dalam pengajaran sejarah adalah dengan menunjukkan relevansi materi dengan kehidupan kekinian. “Mahasiswa akan lebih tertarik jika mereka melihat bahwa apa yang dipelajari tidak hanya tentang masa lalu, tetapi juga bagaimana hal itu relevan dengan kondisi sosial, politik, dan budaya yang mereka alami sekarang,” jelasnya.
Menurut Dr. Patmawati, peran dosen adalah lebih dari sekadar penyampai informasi. Dosen harus mampu mendorong mahasiswa untuk tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga pengamat yang kritis terhadap peristiwa sejarah. Mahasiswa perlu diajak melihat lebih dalam, memahami konteks di balik setiap peristiwa, serta mengkritisi dampak sosial dan politik yang menyertainya.
Dalam wawancara tersebut, Dr. Patmawati juga membahas perlunya dosen untuk lebih proaktif dalam mengarahkan mahasiswa melalui tugas-tugas yang menantang, seperti membaca literatur penting, menulis esai analitis, dan melakukan presentasi. “Tujuannya adalah agar mahasiswa tidak hanya belajar secara formalitas, tetapi juga mampu menggali pemahaman yang lebih mendalam,” tegasnya.
Terahir , Dr. Patmawati menekankan bahwa proses pembelajaran yang efektif haruslah menciptakan keterlibatan aktif dari mahasiswa. Dengan pendekatan yang tepat, sejarah tidak hanya akan menjadi mata kuliah yang menarik, tetapi juga memberikan dampak signifikan terhadap cara berpikir dan bertindak mahasiswa di masa depan.
Penulis : Asip