Prof. Dr. Bermawy Munthe M.A. Berikan Pemahaman dan Pandangan tentang OBE dan MBKM dalam Pendidikan
Pontianak, (fuad.iainptk.ac.id) – Prof. Dr. Bermawy Munthe M.A. memberikan pandangannya mengenai pentingnya pendekatan Outcome-Based Education (OBE) dan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dalam sistem pendidikan saat ini. Menurutnya, OBE adalah suatu konsep pembelajaran yang menekankan pada pencapaian hasil yang terukur, yang dapat dibuktikan secara nyata oleh siswa dan mahasiswa. Hal ini sangat menguntungkan, terutama dari perspektif orang tua, karena pendidikan yang diterapkan dapat dipantau dan dievaluasi secara jelas.
Melalui workshop yang dilaksanakanoleh fakultas Ushuludin Adab dan Dakwa IAIN Pontianak , Prof. Bermawy menyoroti pentingnya teknik pengajaran yang efektif. Para peserta workshop sudah memiliki kemampuan dasar, dan yang perlu dilakukan selanjutnya adalah memperdalam teknik berbagi ilmu agar mahasiswa dapat lebih cepat memahami materi dan menjadi lebih pintar. Ia juga mengingatkan bahwa pendidikan di masa kini sangat berbeda dengan pendidikan di masa lalu, terutama dengan adanya teknologi canggih yang mendukung penerapan OBE dalam pembelajaran.
Prof. Bermawy menjelaskan bahwa OBE adalah suatu filosofi pendidikan yang berlandaskan pada filsafat positifisme, di mana segala sesuatu dapat diukur dan dipertanggungjawabkan. OBE menekankan pada pencapaian kompetensi yang jelas, di mana setiap mata kuliah dan materi yang diajarkan memiliki ukuran pencapaian yang terukur. Dengan pendekatan ini, kurikulum pendidikan menjadi lebih transparan dan berbasis pada hasil yang konkret.
Dalam hal ini, Prof. Bermawy juga memberikan masukan terkait dengan tantangan yang dihadapi dunia pendidikan saat ini. Salah satunya adalah dominasi pengajaran oleh guru atau dosen yang sering kali terlalu mendominasi kelas. Hal ini, menurutnya, dapat menghambat proses belajar siswa atau mahasiswa. Ia mengungkapkan bahwa dosen atau guru yang ideal bukan hanya pintar dalam bidang akademis, tetapi juga mampu mengelola kelas dengan baik, memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif belajar, serta tidak takut untuk mengakui bahwa ada hal yang perlu dipelajari bersama.
Menurut Prof. Bermawy, ada dua penyakit yang sering dialami oleh para dosen atau guru, yaitu sulit berhenti berbicara dan takut dianggap tidak pintar. Sebagai dosen yang baik, selain menjadi peneliti, penulis, dan pembuat jurnal, seseorang juga harus mampu mengelola kelas dengan baik, sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif.
Di akhir wawancara, Prof. Bermawy memberikan motivasi kepada para pendidik untuk selalu mengingat bahwa pekerjaan mereka tidak hanya berfokus pada pengetahuan akademis, tetapi juga pada pertanggungjawaban yang lebih besar dalam hidup. Semua tindakan yang dilakukan dalam dunia pendidikan harus dipertanggungjawabkan di akhir kehidupan, karena pendidikan bukan hanya tentang mengajar, tetapi juga tentang mencetak generasi yang siap menghadapi masa depan dengan kompetensi yang terukur.
Penulis : Asip