|

Webinar Internasional 4 Benua FUAD : Kesadaran Kolektif dan Beragama Menjadi Modal Dasar Untuk Melawan Pandemi

PONTIANAK – fuad.iainptk.ac.id,Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Pontianak menggelar kegiatan Webinar Internasional yang mengusung tema “Spirit Lintas Iman dalam Menghadapi New Normal Pandemi Covid-19” melalui Zoom dan dan disiarkan langsung di Youtube FUAD IAIN Pontianak, yang dilaksanakan pada hari Jumat 12 Juni 2020 . (9/6/2020)

Dalam kesempatan ini, pemateri pertama adalah Dr. (Cand) Imam Malik Ridwan, memaparkan bahwa di Australia penerapan new normal sama seperti di daerah lainnya, hanya saja di sana masyarakat tidak boleh berkumpul lebih dari 3 orang. Aktivitas masyarakat Australia sudah bisa di luar, baik kegiatan ibadah, bekerja dan lain lain. Menururnya penjelasannya di sana diberlakukan denda bagi masyarakat yang melanggar aturan pemerintah terkait covid.

Ia juga memaparkan bahwa masyarakat Indonesia harus bisa beradaptasi dengan new normal, terutama untuk kegiatan ibadah. Masyarakat Indonesia jangan lagi merasa aneh terhadap kegiatan ibadah seperti, shaf shalat di beri jarak,

“Sebagian dari masyarakat kita praktek keberagamaan tertinggal jauh dari kaidah kaidah agama. Padahal kita musti bisa menyesuaikan hal hal yang tadinya dianggab tidak normal menjadi kita anggab normal di era normal baru ini” tuturnya

Pemateri kedua yaitu Munawir Aziz, M.A, dalam penjelasannya di United Kingdom justru komunitas-komunitas keagamaan bersatu dan saling bertukar pendapat, seperti kasus mayat mayat korban covid yang dikremasi di UK mendapat pertentangan dari kelompok Yahudi dan Muslim. Sehingga mereka bersau untuk mengungkapkan pendapat ke pemerintah agar pemerintah UK memberikan pengecualian terhadap kremasi mayat orang Yahudi dan Muslim.

“Covid 19 di UK memberikan ruang diskusi bagi komunitas-komunitas umat beragama untuk berdialog” jelasnya.

Pemateri selanjutnya adalah Rian seorang pendidik di USA, ia menceritakan tentang makna musibah Covid di agama menurut kacamata dia sebagai seorang Kristiani. Ia juga menceritakan pengalamannnya di New York ketika masa pandemic, Ia menyarankan agar masyat bersama sama melakukan langakah – langkah kecil sesuai kemampuan masing-masing untuk menangkal covid, ia menyarankan agar masyarakat tetap mematuhi pemerintah.

“covid tidak hanya menyerang fisik tetapi juga menyerang psikologi, banyak hal yang dapat kita lakukan untuk mengurangi tingkat stress seseorang dengan cara silaturahim, maupun komunikasi jarak jauh melalui teknologi” imbuhnya.

Selanjutnya Dr. Zuli Qodir memaparkan tentang kondisi new normal di Yogyakarta, ia menjelaskan bahwa Jogjakarta bukan termasuk zona merah sehingga tidak diberlakukan PSBB namun tetap memberlakukan protokol kesehtan Covid 19. Ia menjelaskan bahwa organisasi kegamaan mempengaruhi patuhnya masyrakat terhadap aturan aturan khusus di suatu daerah.

“Sebenarnya, masyarakat yang patuh sama pemerintah hanya beberpaa persen saja, sisanya mereka patuh terhadap gereja, NU maupun Muhammadiyah, Budist dll. Jadi pemimpin kegamaan berpengaruh dan berperan penting untuk kesadaran masyarakat dalam menyikapi Covid-19” tuturnya.

Selanjutnya Dr.Yulianti yang merupakan peneliti agama Budha di Indonesia dalam pemaparannya menyampaikan 3 poin penting untuk menyikapi Covid-19 ini.
“saya adalah peneliti agama Budha, dan memang terbukti kalau leader religion dapat membantu pemerintah menangani covid dengan berkolaborasi, selanjutnya dengan pandemi ini sesungguhnya melatih manusia untuk meunbuhkan rasa welas asih terhadap sesama, dan yang terakhir kita perlu beradaptasi atau fleksibel terhadap new normal” tuturnya.

Dr. Zainuddin yang merupakan dosen IAIN Pontianak ini menyimpulkan bahwa Kesadaran kolektif merupakan hal utama yang digalakkan di masa covid 19, masyarakat perlu menyikapi bersama agar new normal bisa berjalan dengan baik dengan gotong royong

“Kemanusiaan harus kita bangun atas semua, dengan menerapkan bahwa agama sebagai modal dasar kita untuk melawan pandemi ini”jelasnya

Penulis: Siti Maulida

Editor: Sri Wahyuni

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *