Sri Wahyuni, Tenaga Kependidikan FUAD IAIN Pontianak, Terpilih Sebagai Duta Baca
IAIN Pontianak, Rabu, 9 Oktober 2024 – Perpustakaan IAIN Pontianak menggelar acara penobatan Duta Baca dengan penuh semangat. Acara ini dihadiri oleh Kepala Perpustakaan IAIN Pontianak, Dr. Muhammad Hardi, HR., M.A., para pustakawan, serta civitas akademika. Dalam sambutannya, Dr. Muhammad Hardi menekankan peran penting perpustakaan dalam meningkatkan budaya baca di era digital.
Beliau juga menekankan pentingnya menjaga objektivitas dalam proses penilaian. “Kami memastikan bahwa tim juri tidak dipengaruhi oleh hubungan pribadi seperti persahabatan, relasi, atau perkenalan dengan para peserta. Penilaian dilakukan murni berdasarkan konten yang dibuat oleh peserta dan seberapa kuat kaitannya dengan tema yang telah ditentukan. Selain itu, kami telah menyiapkan instrumen penilaian yang sangat ketat agar seleksi ini berjalan dengan adil dan profesional,” tegas Dr. Muhammad Hardi.
Ia juga menyoroti pentingnya perpustakaan sebagai pusat literasi yang inklusif bagi seluruh kalangan. Beliau berharap para duta yang terpilih tidak hanya menjadi simbol, tetapi juga mampu berperan aktif dalam meningkatkan kesadaran literasi di masyarakat. “Kami berharap duta yang terpilih dapat menggagas program-program literasi yang inovatif dan relevan, serta mampu menarik minat baca di kalangan mahasiswa dan masyarakat luas,” tambahnya.
Setelah proses seleksi yang ketat, tiga Duta Baca terpilih dari berbagai kalangan: Baharudin, M.Sos sebagai perwakilan dosen, Sri Wahyuni, M.Pd.I dari Tenaga Kependidikan, dan Inas Syafiq Rajwa dari mahasiswa. Sri Wahyuni, M.Pd.I, perwakilan dari Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah, berbagi cerita inspiratif tentang pengalaman literasinya.
Dalam tetimoninya, Sri Wahyuni menceritakan bagaimana ia pernah mengajak kelompok KKL (Kuliah Kerja Lapangan) yang dibimbingnya untuk membuat Gerobak Baca, sebuah inisiatif sederhana namun berdampak besar untuk meningkatkan minat baca di lingkungan masyarakat. “Gerobak Baca adalah upaya kami untuk menghadirkan buku lebih dekat ke masyarakat, terutama anak-anak, agar mereka bisa dengan mudah mengakses bacaan yang bermanfaat,” ujarnya.
Selain itu, Sri Wahyuni juga berbagi kenangan masa kecilnya yang penuh dengan dukungan orang tua dalam hal literasi. Ia bercerita bagaimana ayahnya selalu membelikannya buku-buku cerita bergambar (cergam) tentang kisah nabi-nabi dan pahlawan nasional. “Ayah saya sangat mendukung kecintaan saya pada buku. Dari kecil, beliau sering membawakan saya buku cergam tentang nabi-nabi dan pahlawan nasional. Bahkan, saya punya perpustakaan pribadi di rumah berkat dukungan beliau,” kenangnya dengan senyum.
Sri Wahyuni kecil juga sering diajak orang tuanya berkunjung ke toko buku, seperti Toko Buku Menara, Juanda, Budaya, dan Lestari, yang hingga kini masih berdiri di Pontianak. Di sana, ia bebas memilih buku-buku favoritnya. “Setiap kali ke toko buku, itu adalah momen yang saya tunggu-tunggu. Saya ingat betul bagaimana saya memilih buku dengan antusias di Toko Buku Juanda, Budaya, dan Lestari,” tambahnya.
Pengalaman masa kecil tersebut menjadi fondasi kuat bagi kecintaannya terhadap literasi hingga dewasa. Melalui pengalaman-pengalaman ini, ia berharap dapat menginspirasi banyak orang untuk mencintai membaca dan menyebarkan semangat literasi ke lebih banyak kalangan.
Selain itu, Imansyah, S. Kom., yang merupakan bagian dari tim IT, juga memiliki andil besar dalam pembuatan konten Duta Baca ini. Dengan kreativitas dan kerja kerasnya, konten tersebut dapat dikemas secara menarik sehingga mampu menarik perhatian banyak orang, baik di kalangan civitas akademika maupun masyarakat luas.
Akhirnya dengan semangat, Sri Wahyuni juga mengajak para Duta Baca lainnya untuk berkolaborasi dalam berbagai kegiatan literasi.. “Kita bisa memulai dengan kegiatan sederhana seperti bedah buku, diskusi, atau seminar literasi. Yang penting, semangat membaca bisa terus kita tularkan ke lebih banyak orang,” ajaknya.
Penulis: Imansyah
Editor : Asip