Dr Zulkifli Abdillah: Generasi Muda Harus Kreatif dan Inovatif Hadapi Tantangan Era Disrupsi
PONtIANAK – fuad.iainptk.ac.id, Dialog kepemudaan dalam rangka refleksi hari sumpah pemuda dengan tema rekonstruksi semangat satu abad sumpah pemuda menghadapi bonus demografi revolusi industri 4.0 Kegiatan tersebut dilaksanakan di warunk kampus jalan reformasi yang dihadiri oleh puluhan peserta, kamis malam (31/10).
Dalam materinya tentang Sosial budaya Dr. Dzulkifli Abdillah selaku Dosen FUAD IAIN Pontianak sekaligus sekretaris MUI Kalimantan Barat menyampaikan, bahwa kegiatan seperti ini perlu diapresiasi oleh pemerintah bahwa inilah gambaran kegiatan pemuda bahwa tidak terlalu formal untuk melaksanakan kegiatan dialog.
Menurutnya, pemuda mempunyai jati diri masing-masing yang tidak mau diombang-ambong oleh orang lain. Maka dari itu pemerintha agar bisa memberikan apresiasi agar bisa memberikan alur yang benar kepada generasi muda. Pendidikan generasi milenial bahwa era distrupsi adalah era inisiatif , karena Bisa jadi dalam 20 tahun kedepan universiitas yang ada di amerika serikat itu bisa tutup karena semakin canggihnya teknologi. Sebab generasi muda bisa belajar melalui media sosial ataupun teknologi yang ada.
Kedepan yang berkaitan dengan teknologi maka itulah yang diperlukan, hal ini berkaitan dengan karakter bangsa yang mendasari pada ideologi Pancasila.
“Saya lihat generasi milenial sudah tidak ikut arus politik yang terjadi kemaren, meskipun ikut tapi tidak terlalu larut. Itu yang perlu dan kita perlu mempunyai kreatifitas, serta memperkuat jati diri kita yang dibutuhkan untuk masa yang akan datang,” ungkapnya.
Untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, lanjutnya, maka dari berbagai universitas harus menyiapkannya dengan adanya kecangggihan teknologi bisa mempermudah pekerjaan seseorang terutama bagi generasi muda saat ini, jadi generasi muda harus bisa membuka pola pikir yang luas akan hal itu.
“Berkaitan dengan pendidikan maka saat ini tugas guru adalah untuk memberikan contoh ataupun etika, moral dan akhlak. Sebab jika hanya terfokus pada memberikan pengetahuan, maka guru bisa saja ditinggalkan oleh siswa, karena google sudah lebih pintar dari guru. Selain itu, yang perlu dijaga adalah tentang kedisiplinan,” jelasnya.
Menurutnya untuk menjaga kondisi yang ada maka perlu adanya suatu penilaian ataupun aturan dalam kehidupan itu dengan hal itu tidak akan terlepas dari aturan agama. Karena dengan aturan agama bisa lebih memberikan pengarahan yang lebih cerah kedepan. Agama tidak akan pernah ketinggalan. Terutama melalui pendidikan sekolah, masyarakat maupun pendidikan sosial lainnya.
“Maka dari itu kita perlu adanya tanggung jawab, tidak hanya tanggung jawab saja kepala sekolah saja, akan tetapi pendidikan merupakan tanggung jawab kita bersama,” ucapnya.
Penulis: Rokib
Editor: Didi Darmadi