| | | |

Nonton Barsama Film Penciptaan Alam Raya, di Ruang Audio Visual Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ)

Jakarta, (fuad.iainptk.ac.id) – Kamis 21/11/2024 merupakan hari ke 15 mahasiswa Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir melakukan PPL di LPMQ. Sebanyak Empat belas orang mahasiswa Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak menunjukkan antusiasme tinggi saat menonton tayangan dokumenter tentang penciptaan alam raya. Kegiatan ini berlangsung di ruang audio visual Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) pada pukul 10.00 WIB.

Dalam suasana yang penuh semangat, mahasiswa terlihat khidmat menyimak setiap detik tayangan yang menampilkan keajaiban proses penciptaan alam semesta berdasarkan perspektif Al-Qur’an dan ilmu pengetahuan. Tayangan tersebut tidak hanya memaparkan fakta-fakta ilmiah tetapi juga memberikan wawasan religius yang mendalam.

Salah satu mahasiswa, Siti Zahraini mengungkapkan kesannya. “Ini pengalaman yang luar biasa. Selain memperkaya wawasan keislaman, tayangan ini juga memberikan motivasi untuk lebih mensyukuri kebesaran Allah SWT,” ungkapnya.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program edukasi LPMQ yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman generasi muda tentang keindahan dan harmoni alam semesta melalui perspektif Islam. Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat hubungan antara ilmu pengetahuan dan nilai-nilai keimanan.

Staff LPMQ, Bapak Oka mengapresiasi inisiatif ini. “Kegiatan seperti ini sangat penting untuk membangun integrasi antara sains dan agama dalam pemahaman mahasiswa. Semoga ini menjadi inspirasi bagi mereka untuk terus mendalami Al-Qur’an dan ilmu pengetahuan,” tuturnya.

Setelah itu dilanjutkan dengan kunjungan museum, para mahasiswa Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak mendapatkan pengalaman edukatif yang berharga saat mengunjungi Museum Istiqlal Bayt Al-Qur’an. Dalam kunjungan yang dipandu oleh Bapak Dimas selaku pembimbing, mahasiswa diajak menyusuri berbagai koleksi yang tersimpan di museum, yang menjadi saksi kekayaan sejarah Islam di Nusantara.

Selama kunjungan, Bapak Dimas menjelaskan secara rinci setiap koleksi mushaf Al-Qur’an yang dipamerkan. Koleksi tersebut meliputi mushaf klasik dari berbagai daerah di Indonesia, mushaf beriluminasi indah, hingga mushaf kontemporer dengan keunikan tersendiri. Penjelasan tersebut memberikan wawasan mendalam kepada mahasiswa tentang keragaman seni dan budaya Islam yang terekam dalam naskah suci.

Tidak hanya mushaf, museum juga memamerkan berbagai peninggalan sejarah yang menarik perhatian. Di antaranya adalah batu nisan dengan ukiran kaligrafi kuno, replika masjid agung dengan seni arsitektur yang memukau, berbagai jenis kain tradisional bernuansa Islami, kendi antik, serta artefak lainnya yang menjadi simbol perjalanan sejarah Islam di Nusantara.

Salah seorang mahasiswa, Andriani mengungkapkan kekagumannya. “Koleksi di museum ini luar biasa. Selain memperluas wawasan kami tentang sejarah Islam di Indonesia, kunjungan ini juga mempererat rasa bangga terhadap warisan budaya bangsa,” ujarnya.

Menurut Bapak Dimas, kunjungan ini dirancang untuk memperkuat pemahaman mahasiswa tentang integrasi antara agama dan budaya. “Museum ini adalah tempat yang tepat untuk belajar bagaimana Al-Qur’an tidak hanya menjadi pedoman hidup, tetapi juga memengaruhi seni, budaya, dan sejarah peradaban manusia,” jelasnya.

Siang harinya para mahasiswa Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) IAIN Pontianak mendapatkan pembekalan ilmu berharga melalui materi tentang Mushaf Isyarat dengan Metode Tilawah yang disampaikan oleh Bapak Zamroni Ahbab. Kegiatan yang berlangsung di perpustakaan Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) ini dihadiri dengan antusias oleh para mahasiswa, yang ingin memperdalam wawasan mereka mengenai inovasi pembelajaran Al-Qur’an.

Dalam paparannya, Bapak Zamroni Ahbab menjelaskan secara mendalam kaidah-kaidah yang digunakan dalam mushaf isyarat berbasis metode tilawah. Mushaf ini dirancang khusus untuk mendukung para tunarungu dan tunawicara agar dapat membaca dan memahami Al-Qur’an melalui bahasa isyarat. “Mushaf ini mengintegrasikan metode tilawah tradisional dengan pendekatan visual, sehingga Al-Qur’an dapat diakses oleh semua kalangan,” ujar beliau.

Materi yang disampaikan mencakup prinsip-prinsip dasar dalam penggunaan mushaf isyarat, metode pembelajaran berbasis gerakan tangan, serta tata cara penerapan metode tilawah yang sesuai dengan kaidah tajwid. Selain itu, mahasiswa juga diberikan contoh praktis penggunaan mushaf isyarat dalam pembelajaran Al-Qur’an, yang diharapkan dapat menjadi inspirasi untuk pengabdian masyarakat.

Salah satu mahasiswa, Muhammad Naseh mengaku sangat terinspirasi oleh materi ini. “Ini pengalaman baru bagi kami. Mushaf isyarat tidak hanya menunjukkan pentingnya inklusivitas dalam dakwah, tetapi juga mengajarkan bahwa Al-Qur’an adalah rahmat bagi semua manusia, tanpa terkecuali,” katanya.

Bapak Zamroni menekankan pentingnya generasi muda untuk mendukung program-program inovatif seperti mushaf isyarat ini. “Kita semua bertanggung jawab untuk memastikan bahwa Al-Qur’an dapat diakses dan dipahami oleh semua lapisan masyarakat, termasuk saudara-saudara kita yang memiliki keterbatasan fisik,” tuturnya.

Sesi ini diakhiri dengan diskusi interaktif, di mana mahasiswa diberikan kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi langsung dengan narasumber. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi mahasiswa untuk terus mengembangkan inovasi dalam pembelajaran Al-Qur’an yang inklusif dan bermanfaat bagi umat.

Penulis : Meisya Dewi Putri dan Aisy El Baridah

Similar Posts