Dosen FUAD IAIN Pontianak Adakan PkM Moderasi Beragama Melalui Boardgame
Pontianak, (fuad.iainptk.ac.id) – Dosen Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, Dr. Samsul Hidayat, MA dan Dr. Amalia Irfani, M.Si, baru-baru ini mengadakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang bertemakan Moderasi Beragama. Kegiatan ini diselenggarakan pada Sabtu, 9 November 2024, di Golden Tulip Pontianak, dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya moderasi beragama di kalangan pelajar dan masyarakat umum.
Tema utama kegiatan adalah Workshop Pengembangan Modul Edukasi Simbol-simbol Keagamaan untuk Peningkatan Kesadaran Moderasi Beragama di Sekolah Menengah. Dalam workshop ini, Dr. Samsul dan Dr. Amalia menghadirkan sejumlah pakar dan praktisi dari berbagai kalangan, termasuk tokoh agama, yang memberikan pemahaman tentang makna simbol-simbol keagamaan dari berbagai agama.
Beberapa pemateri yang hadir dalam acara ini antara lain:
• Dr. Sutadi, SH, Ketua MATAKIN Kalimantan Barat
• Pdt. Rolink Kurniadi, Ketua Walubi Kalimantan Barat
• Pdt. Ida Shri Rsi Dukuh Putra Bandem, Ketua PHDI Kalimantan Barat
• Winda Patrika Embun Sari, M.Fil, Ketua Program Studi Teologi STAK AW Pontianak
Melalui pemaparan dari masing-masing pemateri, peserta mendapatkan wawasan yang lebih mendalam mengenai simbol-simbol yang ada dalam agama Konghucu, Buddha, Hindu, Kristen, Katolik, dan Islam. Dr. Samsul Hidayat, sebagai fasilitator, juga memberikan penjelasan mendalam mengenai arti penting simbol agama tersebut dalam konteks moderasi beragama.
Namun, yang membuat kegiatan ini semakin menarik adalah penerapan metode Boardgame dalam pembelajaran. Setelah pemateri menjelaskan makna simbol-simbol agama, peserta yang berjumlah 22 orang, terdiri dari siswa dan masyarakat umum dengan latar belakang agama yang berbeda-beda, mengikuti permainan yang dinamakan Jelajah Simbol Harmoni.
Permainan ini dirancang dengan tahapan sebagai berikut:
1. Penyusunan komponen boardgame pada posisi yang tepat.
2. Pemain melempar dadu untuk menentukan peran tokoh dan kartu simbol yang akan dipilih.
3. Pemain memperkenalkan diri dan menjelaskan makna simbol yang dipilih.
4. Pemain melempar dadu lagi, dan pion dipindahkan sesuai dengan angka yang didapat. Di setiap posisi berhenti, pemain mendiskusikan tantangan yang ada.
5. Pemain memperoleh poin reward jika mampu menyelesaikan tantangan dengan baik.
6. Permainan berakhir ketika kartu tantangan habis.
7. Pemenang adalah yang memiliki koin reward terbanyak.
Melalui permainan ini, peserta tidak hanya belajar tentang simbol-simbol agama, tetapi juga diajarkan cara berdialog dan menghargai perbedaan dalam suasana yang penuh kebersamaan dan toleransi. Dr. Samsul berharap, dengan metode ini, para peserta dapat memahami pentingnya moderasi beragama serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya, kegiatan ini akan dilanjutkan dengan program lanjutan yang akan diadakan di Sekolah Minggu Konghucu dan SMA Abdi Wacana. Di sana, peserta akan diberi kesempatan untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka peroleh dalam kegiatan yang lebih luas.
Dengan adanya program seperti ini, diharapkan kesadaran akan pentingnya moderasi beragama semakin berkembang, terutama di kalangan generasi muda.
Penulis: Erika SM
editor : Asip