| |

Menghadapi Tantangan Kesehatan Mental Generasi Z: Pentingnya Pembinaan dan Pembiasaan Sejak Dini

Pontianak, (fuad.iainptk.ac.id) – Generasi Z, yang lahir di era teknologi digital dan cepatnya perkembangan informasi, menghadapi banyak tantangan dalam kehidupan mereka. Salah satu tantangan terbesar yang dialami oleh kelompok ini adalah masalah kesehatan mental. Dalam hal ini, Agus Handini, S.Psi., M.Psi., seorang psikolog, memberikan pandangan penting mengenai cara menghadapi persoalan kesehatan mental generasi Z dan bagaimana membentuk kemampuan mereka dalam menyelesaikan masalah secara mandiri.

Menurut Ibu Agus Handini, kemampuan untuk memecahkan masalah atau problem-solving harus dilatih sejak usia dini. Ketika seorang anak mengalami permasalahan, penting bagi mereka untuk tidak selalu bergantung pada orang lain, melainkan dilatih untuk mencari solusi sendiri. Pola asuh yang mengedepankan kemandirian merupakan salah satu kunci dalam membangun mental yang tangguh. “Misalnya, ketika anak jatuh, sebaiknya diusahakan agar mereka bisa bangun sendiri tanpa terlalu banyak bantuan. Dengan begitu, anak akan terbiasa mandiri dan tidak tergantung pada orang lain,” kata Bu Agus. Hal ini mencerminkan pepatah “ala bisa karena biasa,” yang berarti keterampilan atau kemampuan lahir dari kebiasaan yang dilakukan secara konsisten.

Pentingnya melatih kemandirian ini tidak hanya berlaku dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga dalam dunia pendidikan dan pembinaan mental. Dalam konteks generasi Z, pendidik, psikolog, dan konselor memiliki peran besar dalam membentuk generasi yang kuat secara mental. Agus Handini menekankan bahwa untuk mewujudkan Indonesia yang lebih maju, generasi muda harus dilatih untuk memiliki mental pejuang yang tangguh. “Berbicara tentang generasi Z merupakan tantangan bagi pendidik, psikolog, dan konselor. Harus ada pembinaan yang berkesinambungan agar generasi ini bisa mengembangkan mental yang kuat dan siap menghadapi tantangan masa depan,” tambah Bu Agus.

Ia juga menyoroti pentingnya penerapan teori psikologi positif dalam kehidupan sehari-hari generasi Z. Teori psikologi positif, seperti yang disampaikan oleh Hirarki Maslow, mengajarkan bahwa untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan mental, seseorang harus mampu melatih dirinya dari tingkat yang paling dasar. Dalam konteks pendidikan, Bu Agus mencontohkan bagaimana dosen atau pendidik bisa memberikan perhatian pada hal-hal sederhana, namun penting, seperti kebiasaan makan mahasiswa. “Contohnya, ketika dosen mengajar pagi-pagi, penting untuk bertanya kepada mahasiswa, ‘Apakah kalian sudah makan?’ Karena makan adalah modal untuk berpikir. Urusan perut sangat penting dalam proses belajar,” jelasnya.

Selain itu, Ibu Agus Handini juga memberikan beberapa tips praktis untuk menjaga keseimbangan fisik dan mental agar tetap kuat. Menurutnya, ada empat kebiasaan sehat yang perlu diterapkan secara konsisten, yaitu:

  1. Minum air putih yang cukup: Dehidrasi dapat mempengaruhi fungsi otak dan suasana hati. Oleh karena itu, penting untuk selalu terhidrasi dengan baik agar dapat berpikir jernih dan menjaga kesehatan tubuh.
  2. Tidur yang cukup: Tidur yang berkualitas sangat penting untuk menjaga keseimbangan mental. Kurang tidur dapat menyebabkan kelelahan fisik dan emosional, yang dapat berdampak negatif pada kemampuan seseorang dalam menghadapi masalah sehari-hari.
  3. Makan makanan yang bergizi: Gizi yang baik tidak hanya mempengaruhi kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental. Mengonsumsi makanan sehat yang seimbang dapat meningkatkan energi, suasana hati, dan kemampuan berpikir.
  4. Olahraga yang cukup: Aktivitas fisik memiliki manfaat besar bagi kesehatan mental, termasuk mengurangi stres, meningkatkan mood, dan membantu mengatasi kecemasan serta depresi.

Ibu Agus mengingatkan bahwa jika salah satu dari empat kebiasaan ini terganggu, maka seluruh keseimbangan fisik dan mental seseorang bisa hancur. Oleh karena itu, menjaga pola hidup yang sehat dan konsisten sangatlah penting bagi generasi Z agar dapat menghadapi berbagai tantangan di era modern ini dengan lebih baik.

Penulis : Asip

Similar Posts