| |

Prof Dr. Ibrahim, MA Ajak Generasi Muda Bijak dan Moderat Dalam Beragama

 

Palangkaraya – fuad.iainptk.ac.id,  Penguasaan informasi menjadi prasyarat dalam menguasai dunia. Ini menjadi bagian dari tantangan dakwah di era digital. Termasuk bagi generasi muda

Hal ini diungkapkan oleh Prof.Dr.Ibrahim, MA Guru Besar Komunikasi Penyiaran Islam FUAD IAIN Pontianak  dalam kegiatan Webinar FUAD 2.0 dengan tema Empowering Muslim Youth Through Social, Spiritual, Communication, and Cultural Studies yang digelar Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah IAIN Palangkaraya. , Rabu, 29/6 pagi melalui Plartform Zoom Meeting

Menurutnya, Kemajuan informasi dan komunikasi serta digital hendaknya diiringi dengan kemajuan dalam hal pemahaman keagamaan.

Pada prinsipnya perkembangan era digital ini tidak terlepas dari perkembangan fase kehidupan masusia sebagai akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan termasuk era 4.0 dimana teknologi informasi menjadi bagian dari kehidupan manusia.

Menurutnya, semua kemajuan TIK membawa layanan kehidupan menjadi lebih mudah serta praktis. Selain itu perkembangan TIK juga menjadi titik tolak modernisasi dan globalisasi.

Namun disisi lain, perkembangan TIK juga membawa dampak negatif salah satunya adalah pengaruh kuat liberalisasi dan sekularisasi.

Untuk mengatasi hal tersebut, maka diperlukan upaya strategis mengambil peran dakwah dengan menggunakan berbagai plartform TIK yang berkembang saat ini tentu disesuaikan dengan isu dan trend yang berkembang saat ini.

Guru Besar Ilmu Komunikasi Penyiaran Islam satu-satunya di Indonesia ini menyatakan bahwa dakwah di era digital melalui media TIK perlu kiranya memahami karakteristik para penggunanya khususnya generasi milenial yang lekat dengan kreativitas dan multitasking serta anti kemapanan dan akrab dengan TIK.

Menurutnya, dakwah dengan menggunakan TIK ini perlu menjadi tanggungjawab kolektif bersama sekaligus individu dengan cara terus menyampaikan berbagai pesan-pesan kebaikan kepada orang lain serta upaya mencegah kemungkaran dengan kapasitas masing-masing.

Beberapa tantangan dakwah di era digital menurutnya antara lain adalah aksessibilitas penggunaan media yang terkadang memberikan efek prilaku manja dalam memperoleh informasi.

Tantangan kedua adalah pentingnya kecakapan media serta literasi digital. Hal ini diantaranya dimiliki oleh generasi pra milenial yang terkadang tidak memiliki kemampuan yang baik dalam penggunaan media.

Tantangan ketiga ialah keterampilan komunikasi digital yakni kemampuan menyampaikan pesan-pesan yang baik perlu memperhatikan konteks dan waktu penyampaiannya. Dengan kata lain seorang pendakwah perlu memiliki kecerdasan digital literasi media.

Tantangan keempat, ialah pemetaan segmen dan kontekstualisasi yakni para pendakwah mampu memahami segmen pengguna media digital sehingga pesan yang disampaikan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh para pengguna media digital karena media digital memiliki segmen yang tidak terbatas.

Tantangan kelima ialah daya tarik pesan media dimana pesan dakwah perlu dikemas dengan baik agar mampu dibaca dan diakses oleh banyak orang sehingga perlu kreativitas agar pesan dakwah mampu menyita banyak perhatian khususnya generasi muda.

Tantangan keenam, persaingan merebut pasar dimana kemudahan media pasti memerlukan cost dan komersialisasi media dimana seringkali media memiliki orientasi bisnis yang perlu dipahami oleh para pendakwah.

Tantangan ketujuh, efek komunikasi media serta cyber crime dimana para pendakwah perlu memahami berbagai budaya hidup materialistis dan indivualistik.

Tantangan kedelapan ialah popularitas media dimana komunikasi media sangat berpengaruh terhadap popularitas penggunanya sehingga diharapkan para pendakwah tidak larut dalam popularitas semu ini.

Selain itu, menurutnya ada beberapa peluang dakwah di media. Satu diantaranya adalah kemudahan menyebarkan pesan dakwah. Sehingga dakwah tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu tertentu.

Selain itu, dakwah juga dapat menyasar segmentasi dakwah yang lebih luas sebagaimana luasnya jangkauan media yang digunakan termasuk menyasar berbagai kelompok dan kelas sosial, termasuk didalamnya adalah kaum milenial.

Selain itu, perangkat media dakwah juga semakin terjangkau dan hampir dimiliki oleh semua orang seperti misalnya smartphone . Sehingga ini menjadi relevan dimaksimalkan dalam konteks dakwah individual.

Peluang untuk berkreasi dan berinovasi dalam berdakwah dengan media sangat dimungkinkan karena perkembangan teknologi informasi.

Selain itu, dakwah di media merupakan alternatif sekaligus filter dari narasi dan pesan-pesan yang berbau liberal dan sekuler.

“Setiap komunikasi selalu ada pesan di dalamnya dan setiap pesan akan bermakna sesuai dengan konteksnya. Menumpahkan semua informasi dengan mengabaikan konteks bukan saja mengaburkan pesan tersebut, melain bisa membawa bencana dan malapetaka” ujarnya.

 

Editor: Sri Wahyuni

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *