Problema Pendidikan Islam Multikultural dalam Era Modernisasi: Fokus pada Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pontianak, (fuad.iainptk.ac.id) – Seminar Nasional Bimbingan Konseling Islam (BKI) yang diselenggarakan oleh Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) IAIN Pontianak, menyoroti tantangan modernisasi dalam pendidikan agama Islam multikultural pada sesi kedua yang dilaksanakan secara daring. Panelis dalam sesi 2 ini, Suherdianto, seorang penulis dari mahasiswa program Doktoral UNISMA Malang, memaparkan analisis mendalam tentang berbagai permasalahan yang melingkupi pendidikan Islam multikultural, khususnya pada aspek pengembangan sumber daya manusia.
Dalam paparannya, Suherdianto yang juga merupakan Wakil Rector 2 Universitas PGRI Pontianak ini menggarisbawahi bahwa era modernisasi membawa tantangan yang kompleks bagi dunia pendidikan di Indonesia, terutama dalam konteks pendidikan agama Islam multikultural. Ia mengidentifikasi beberapa masalah utama, seperti kurangnya kualitas guru, rendahnya tingkat kesejahteraan tenaga pengajar, serta stigma sosial terhadap profesi guru pendidikan agama Islam yang sering dianggap kurang prestisius dibandingkan dengan pendidikan umum.
“Problem ini tidak hanya berkaitan dengan sistem, tetapi juga menyentuh aspek penerimaan masyarakat terhadap pendidikan agama Islam. Rendahnya penghargaan terhadap guru PAI dan mahalnya biaya pendidikan memperburuk kesenjangan yang ada,” ungkap Suherdianto.
Ia juga menyoroti bahwa kurikulum yang tidak terintegrasi dengan budaya lokal, serta tidak meratanya kesempatan pendidikan, menjadi hambatan dalam membangun pendidikan agama Islam yang inklusif dan responsif terhadap keberagaman. Dalam konteks pendidikan multikultural, hal ini semakin penting untuk diperhatikan agar setiap elemen masyarakat dapat terakomodasi secara adil.
Melalui artikel yang dibahas dalam seminar ini, Suherdianto mengusulkan perlunya reformasi dalam sistem pendidikan agama Islam yang menitikberatkan pada pengembangan sumber daya manusia. Reformasi ini mencakup peningkatan pelatihan guru, memperbaiki sistem remunerasi, dan membangun citra positif bagi profesi guru pendidikan agama Islam di masyarakat.
Sesi ini memberikan wawasan baru bagi peserta seminar, khususnya dalam mengidentifikasi langkah strategis untuk mengatasi problema pendidikan agama Islam multikultural di tengah arus modernisasi. Seminar daring ini sekaligus menegaskan peran akademisi dan praktisi pendidikan dalam mendorong perubahan yang lebih inklusif dan berkeadilan di dunia pendidikan Islam.
Dengan diskusi yang mendalam dan partisipasi aktif dari peserta daring, sesi kedua Seminar Nasional BKI FUAD IAIN Pontianak ini menjadi langkah awal untuk merumuskan solusi bersama dalam menjawab tantangan pendidikan di era modernisasi.