Mahasiswa BKI IAIN Pontianak Praktik Lapangan Secara Langsung di UPTD PPA Kubu Raya
Kubu Raya – fuad.iainptk.ac.id,Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Kubu Raya menjadi salah satu lokasi PPL bagi Mahasiswa BKI IAIN Pontianak. Kegiatan tersebut berlangsung selama 1 bulan. Terhitung pertengahan September hingga pada hari Senin,17/10 lalu.
UPTD PPA merupakan lembaga yang melayani pengaduan serta kasus-kasus yang berkaitan dengan perempuan dan anak. Lembaga ini berada dibawah naungan DP3KB Kubu Raya. Berdasarkan pernyataan dari Kepala UPTD PPA Kubu Raya, Hamdani, S.T., bahwasanya UPTD PPA Kubu Raya merupakan lembaga pertama yang berdiri di Kalimantan Barat. Lembaga ini telah banyak menangai pengaduan kasus oleh para korban yang merupakan perempuan atau anak.
Dalam hal ini, Mahasiswa BKI yang diberikan kesempatan untuk melakukan praktik lapangan di lembaga ini mendapatkan banyak pengalaman serta kegiatan-kegiatan yang secara langsung berkaitan dengan korban yang sedang dalam penanganan UPTD PPA. Mahasiswa BKI diminta secara langsung untuk melakukan mentoring dan bimbingan kepada para korban. Mentoring dan bimbingan dilakukan dengan mengeluarkan surat izin untuk di tanda tangani oleh pihak keluarga agar bersedia menerima kunjungan oleh Mahasiswa PPL untuk melakukan mentoring kepada para korban.
Beberapa korban yang ditangani memiliki kasus yang beragam, khusus yang mendapatkan mentoring dari Mahasiswa PPL ialah kasus eksploitasi hingga pelecehan seksual oleh anak-anak. Mentoring yang dilakukan ialah kunjungan, silahturahmi, bertanya dan melihat bagaimana kondisi korban, melakukan kegiatan penyembuhan kepada korban dengan bermain, serta bimbingan seputar keagamaan yang dasar kepada korban di usia remaja.
Selanjutnya beberapa kegiatan juga dilakukan yaitu sosialisasi dan observasi ke sekolah. Rabu, 12 Oktober 2022 Mahasiswa IAIN Pontianak Program Studi Bimbingan Konseling Islam PPL UPTD PPA Kubu Raya melakukan kunjungan yang berlokasi di SMAN 3 Sungai Kakap. Perjalanan kali ini bertujuan untuk mengobservasi beberapa kasus yang sedang marak di sekolah tersebut. Hal ini merupakan salah satu program dari mahasiswa PPL yang sangat tertarik untuk menggali lebih dalam.
Tentu saja sebelum terjun ke lapangan, pamong mahasiswa PPL yaitu Bapak Hamdani, S. T., sudah mengkonfirmasi kepada pihak sekolah mengenai kedatangan kami. Kami disambut antusias oleh tuan rumah. Pak Amril, selaku guru BK di SMAN 3 Sungai Kakap yang mendampingi kami. Beliau banyak mengetahui bagaimana kondisi siswa/i-nya.
“Menjadi guru BK harus memiliki empati yang tinggi. Karena guru BK adalah wadah bagi siswa yang bermasalah, siapa lagi jika bukan BK? Menjadi guru BK adalah bagaimana siswa merasa aman dan nyaman ketika berhadapan dengan kita,” tukas Pak Amril lugas.
Sebagai guru BK yang berpengalaman selama 14 tahun, tentu sudah banyak kasus-kasus siswa/i yang Pak Amril hadapi. Mulai dari bullying, keluarga, hingga percintaan menjadi masalah kompleks yang seringkali terjadi pada remaja saat ini. Melalui observasi yang didampingi langsung oleh Pak Amril ini, beberapa beliau sangat terbuka kepada para calon konselor untuk memberikan penanganan hingga melakukan penelitian di sekolah tempat ia mengajar. “Kalau butuh bahan untuk penelitian, saya siap untuk memberikan data yang kalian butuhkan,” tuturnya.
Para mahasiswa PPL dalam wawancara singkat berharap agar dapat terus memberikan manfaat kepada yang membutuhkan, khususnya dalam permasalahan mental serta keagamaan seseorang yang sedang menghadapi suatu permasalahan. Selama masa PPL menjadi bahan untuk dijadikan sebagai sumber pembelajaran, karena praktik langsung atau turun ke lapangan untuk menghadapi permasalahan yang ada.
Penulis: Gadis Fadiyah Andini
Editor: DIdi Darmadi