| |

Karya Bagus Peserta Rumah Literasi

Oleh: Yusriadi

Rumah Literasi semester ini berlangsung dalam suasana yang berbeda dibandingkan semester lalu. Semester lalu, peserta mengikuti program di kelas, tutorial,  kunjungan lapangan, kuliah umum, dan lain-lain.

Kali ini, mereka hanya bisa belajar dari rumah. Setelah kuliah umum di kampus dan sekali pertemuan di kelas, program Rumah Literasi berlangsung dari jauh. Kami mengarahkan mereka lewat online. Kami hanya minta mereka menulis setiap minggu, dan jika sudah mencapai 15 ribu kata, tulisan itu bisa didesain jadi buku.

Selama beberapa minggu  setelah itu, mereka menulis, menginformasikan perkembangan tulisan, mendiskusikan tulisan, membaca beberapa contoh untuk menambah wawasan. Paling tidak mereka mendapatkan gambaran dari cara orang menulis.

Saya sempat berpikir target awal tidak akan tercapai. Target awal kami, setiap peserta membuat satu buku. Kami membuat program dan target sesuai dengan apa yang kami lakukan semester lalu, setelah kami dapat menghasilkan 40 lebih buku dari program ini.

Sekarang, saya bayangkan akan sulit mencapai target itu. Bahkan, sekadar melebihi capaian semester lalu (40-an lebih buku) mungkin kami tidak mampu.

Saya melihat kami para pembimbing memiliki keterbatasan. Peserta juga sama.

Pandemi corona layak disalahkan untuk kegagalan ini.  Dialah penyebabnya.

Malah saya sempat mengatakan pada teman pembimbing: Semester ini kita jangan banyak berharap. Apa pun yang bisa dibuat oleh peserta sendiri di rumah, kita terima saja. Terima apa adanya. Ini darurat dan harap maklum.

Ternyata, setelah 12 kali pertemuan, apa yang sempat saya bayangkan tidak terbukti. Sejauh ini banyak peserta yang sudah berhasil menulis di atas jumlah minimun, 15 ribu kata.

Malah, pada minggu ke-10, sudah beberapa peserta kelas yang menunjukkan buku mereka. Lengkap sudah, desain lay out dan sampulnya.

Meskipun ada kekurangan di sana sini, namun, untuk hasil dari proses yang darurat ini hasil itu sudah luar biasa. Malah, saya sudah memeriksa dan mengoreksi tulisan mereka: Tulisan mereka keren sekali. Kuat dan menarik. Hebat…angkat dua jempol untuk mereka.

Saya melihat harapan besar. Bukan saja soal capaian target Rumah Literasi, tetapi, potensi-potensi yang siap dikembangkan. Mereka bibit unggul.

Kelihatannya, bagi mereka, atau sebagian mereka, menulis sendiri dari rumah lebih mudah dilakukan dibandingkan menulis bersama. Menulis dari rumah, membuat mereka lebih leluasa menuangkan apa yang ada dalam pikiran tanpa tekanan dari wajah mengerikan pembimbing. (*)

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *