|

Dosen FUAD IAIN Pontianak Menjadi Presenter pada International Islamic Intelectual Discourse

PONTIANAK – fuad.iainptk.ac.id, Rabu, 27/1, Dr. H. Zaenuddin, MA, MA selaku Dosen Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak menjadi presenter pada kegiatan International Islamic Intelectual Discourse (IIID) yang dilaksanakan Pusat Kajian Ushuluddin dan Falsafah Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM). Beliau menyampaikan tema tentang Sosio Budaya Melayu dan Dayak di Kalimantan Barat.

Selain Zaenuddin dari Indonesia, hadir juga pakar dari negara lain yaitu Dr. Hjh. Siti Sara dari UNISSA Brunei Darussalam menyampaikan tentang Sumbangan Sultan Brunei dan Pendidikan Negara Zikir. Dr. Faudzinaim Hj Badaruddin dari UKM tema Sejarah dan Cabaran Pengajian Tasawwuf di Malaysia. Menjadi moderator yaitu Dr. Jaffary Awang, UKM, Malaysia.

Khusus Di Kalimantan Barat, Zaenuddin menjelaskan ada beberapa poin webinar ini, bahwa diskursus akademik mengenai Melayu dan Dayak di Kalimantan Barat menjadi satu bagian penting dalam dinamika Kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia, khususnya di Kalimantan. Oleh karena itu riset tentang Melayu dan Dayak sangatlah didorong, baik oleh peneliti luar maupun justru oleh peneliti dari kalangan lokal sendiri.

Dari penelusuran literatur mengenai aspek sosial dan budaya Melayu dan Dayak, ditemukan jumlah yang belum maksimal yang ditulis oleh peneliti dari kalangan akademisi dan penulis lokal. Untuk itu perlu Gerakan kesadaran atas potensi lokal ini. Cara yang justru perlu digalakkan ialah dengan berkolaborasi dalam melakukan kajian sehingga dapat memberikan kajian yang lebih luas dari berbagai perspektif. Selain itu, hasil-hasil riset juga perlu disinergikan dengan berbagai pihak sehingga kebermanfaatannya lebih maksimal pula.

Nah, untuk Kalimantan Barat, kajian Dayak dan Melayu mesti mengikutkan juga kajian tentang Tionghoa. Istilah Tidayu (Tionghoa, Dayak dan Melayu) menjadi sebuah akronim yang telah dikenal lama dalam Masyarakat Kalimantan Barat yang memang memiliki ciri khas dengan Identitas etno-religionya. IAIN Pontianak telah memulai mengisi peluang ini dengan meletakkan pondasi untuk menjadi pusat kajian kebudayaan Borneo yang tentu melingkupi kajian etnisitas Tidayu tersebut.

Terpisah, Dr. Ismail Ruslan, M.Si selaku Dekan FUAD IAIN Pontianak mengapresiasi para dosen yang mampu berkiprah dilevel Internasional, kami akan dorong terus para dosen untuk meningkatkan keahlian dan kualifikasi akademik serta memiliki jaringan internasional, sehingga akan berdampak pada peningkatan mutu FUAD IAIN Pontianak.

Penulis: Zaenuddin Hudi Prasojo
Editor: D. Darmadi

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *